4vEwQwn2N76CQsEE22YcimIBXTw6fR8sELEf9IPn
Bookmark

Disposisi dan Biaya Biaya Aset Tetap

Aset tetap merupakan bagian penting dalam operasional perusahaan dan membutuhkan dana yang besar untuk memperoleh aset tetap tersebut. Mengingat hal tersebut, maka diperlukan suatu perlakuan akuntansi yang baik, tepat, dan benar atas setiap aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan, yang mencakup penentuan dan pencatatan harga perolehan, penyusutan aset tetap, pengeluaran selama aset tetap digunakan dan penyajian aset dalam laporan keuangan. Pada artikel ini, akuntansi mandiri akan membahas tentang Disposisi dan Biaya Biaya Aset Tetap yang merupakan lanjutkan dari series aset tetap sebelumnya yakni yang membahas tentang Akuisisi dan Penilaian Aset Tetap.


Disposisi dan Biaya Biaya Aset Tetap


Disposisi dan Biaya Biaya Aset Tetap - Disposisi Aset Tetap

Disposisi aset tetap terdiri dari :


1. Penghentian atau pembuangan aset tetap

Aset tetap dapat dibuang oleh perusahaan baik aset tersebut sudah disusutkan secara penuh maupun belum. Jika aset tetap telah disusutkan secara penuh, maka aset tetap tersebut akan dihapus beserta akumulasi penyusutanya. Sedangkan jika aset tersebut belum disusutkan secara penuh, maka selain menghapus aset tetap tersebut beserta akumulasi penyusutanya, akan timbul kerugian pembuangan aset.

Contoh:

  • Perusahaan menghentikan penggunaan kendaraan dimana harga perolehan kendaraan tersebut sebesar Rp 400.000.000 dan telah disusutkan sebesar Rp 400.000.000. Maka untuk menghapus aset tersebut, jurnal yang harus dibuat oleh perusahaan adalah:
Dr. Akumulasi penyusutan  Rp 400.000.000
Cr. Kendaraan        Rp 400.000.000

  • Perusahaan menghentikan penggunaan kendaraan dimana harga perolehan kendaraan tersebut sebesar Rp 400.000.000 dan telah disusutkan sebesar Rp 350.000.000. Maka untuk menghapus atas aset tersebut, jurnal yang harus dibuat oleh perusahaan adalah:
Dr. Akumulasi Penyusutan   Rp 350.000.000 
Dr. Rugi Pembuangan Aset  Rp   50.000.000
Cr. Kendaraan                                                   Rp 400.000.000





2. Penjualan aset tetap

Apabila aset tetap dijual oleh perusahaan, maka semua akun yang mempunyai hubungan dengan aset tersebut haruslah dihapuskan. Perusahaan wajib menghitung nilai buku dari aset yang akan dijual, jika nilai buku lebih besar dari harga jual maka akan timbul kerugian penjualan aset dan jika nilai buku lebih kecil dari harga jual maka timbul keuntungan aset.

Contoh:

Kendaraan mempunyai harga perolehan Rp 400.000.000 dan telah disusutkan sebesar Rp 300.000.000 dijual kemudian mendapatkan uang tunai Rp 120.000.000. Maka jurnal yang harus dibuat atas penjualan aset tetap tersebut adalah:


Dr. Kas                          Rp 120.000.000
Dr. Akum. Penyusutan  Rp 300.000.000
Cr. Keuntungan Penjualan Aset Rp 20.000.000
Cr. Kendaraan                Rp 400.000.000


3. Pertukaran aset tetap

Ketika pertukaran aset akan dilakukan, maka perusahaan harus menentukan terlebih dahulu apakah pertukaran tersebut mempunyai nilai komersial atau tidak. Pertukaran aset dikatakan mempunyai nilai komersial jika merubah arus kas di masa yang akan datang, sehingga keuntungan yang timbul atas transaksi tersebut boleh diakui. Pertukaran aset dikatakan tidak mempunyai nilai komersial apabila tidak merubah arus kan di masa yang akan datang, sehingga keuntungan yang timbul atas transaksi tersebut tidak boleh diakui.

Contoh:

  • Kendaraan lama perusahaan dengan harga perolehan Rp 300.000.000 dan telah disusutkan sebesar Rp 200.000.000 ditukar dengan kendaraan baru yang memiliki nilai wajar Rp 250.000.000. Nilai wajar kendaraan perusahaan yang lama dinilai sebesar Rp 120.000.000. Perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai atas transaksi ini. Pertukaran ini diperikirakan memiliki nilai komesial di masa yang akan datang. Maka jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah
Dr. Kendaraan Rp 250.000.000*
Dr. Akum. Penyusutan Rp 200.000.000**
Cr. Kas Rp 130.000.000 ***
Cr. Keuntungan pertukaran aset  Rp 20.000.000****
Cr. Kendaraan Rp 300.000.000*****

Keterangan:
* Nilai wajar kendaraan baru
** Penyusutan kendaraan lama
*** Selisih antara Nilai wajar kendaraan baru - nilai wajar kendaraan lama
**** Selisih antara biaya perolehan kendaraan lama - nilai wajar kendaraan baru - kas yang dikeluarkan
***** Biaya perolehan kendaraan lama

  • Jika transaksi pada contoh sebelumnya tidak mempunyai nilai komersial di masa yang akan datang, maka atas transaksi tersebut jurnal yang harus dibuat adalah:
Dr. Kendaraan Rp 250.000.000
Dr. Akum. penyusutan Rp 200.000.000
Cr. Kas Rp 150.000.000
Cr. Kendaraan Rp 300.000.000



Disposisi dan Biaya Biaya Aset Tetap - Biaya Pembongkaran Aset Tetap

Sesuai PSAK 16, dikatakan bahwa estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap, kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk memproduksi persediaan selama periode tersebut.
Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap kemudian akan disusutkan bersamadengan biaya perolehan langsung aset tetap tersebut. Selain itu, estimasi biaya pembongkaran akan dicatat sebagai provisi dan akan disesuaikan seiring dengan berjalanya waktu, sehingga pada akhir masa manfaat aset nilai provisi akan sama dengan nilai yang akan dikeluarkan dalam pembongkaran tersebut


Contoh 
Perusahaan membangun pipa instalasi bawah tanah untuk mengangkut bahan bakar gas langsung ke lokasi pabrik pada tanggal 2 Januari. Pembangunan Pipa bawah tanah tersebut melewati jalan-jalan milik negara. Biaya pembelian dan instalasi pipa bawah tanah adalah sebesar Rp 350.000.000. Nilai tunai dari estimasi biaya pembongkaran, pengangkatan kembali pipa gas, dan mengembalikan jalan seperti semula adalah sebesar Rp 15.000.000 di akhir tahun ke-20. Maka jurnal yang terbentuk adalah:

Jurnal Pada saat pengakuan aset tersebut pada 2 Januari:
Dr. Pipa Gas Bawah Tanah (PPE) Rp 365.000.000
Cr. Kas Rp 350.000.000
Cr. Provisi Rp 15.000.000

Jurnal penyesuaian yang harus dibuat pada akhir tahun 31 Des:
Dr. Beban Penyusutan Rp 18.250.000
Cr. Akumulasi Penyusutan Rp 18.250.000


Bagaimana teman-teman? cukup mudah bukan ? apabila ada pertanyaan yang ingin didiskusikan, silahkan tinggalkan pada kolom komentar ya. Segera akan admin jawab. Sekian dari kami dan selamat belajar Disposisi dan Biaya Biaya Aset Tetap.

Posting Komentar

Posting Komentar