4vEwQwn2N76CQsEE22YcimIBXTw6fR8sELEf9IPn
Bookmark

Penyajian Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Laporan keuangan adalah media yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan informasi keuanganya. Disamping itu, laporan keuangan juga merupakan pertanggungjawaban manajemen kepada pihak internal dan eksternal perusahaan. Salah satu laporan keuangan yakni laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, merupakan laporan yang memberikan informasi tentang laba yang berguna untuk mengukur kinerja atas pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder. Penyajian Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi para pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi dan menilai manajemen dalam menjalankan perusahaaan. Pada kesempatan ini, akuntansimandiri akan mengupas secara detail tentang Penyajian Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain yang sering rekan-rekan temui dalam laporan keuangan.

Penyajian Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Penyajian Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain


Definisi Laba dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivits operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba umumnya dipandang sebagai unsur suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, pengambilan keputusan, dan unsur prediksi. Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban dikurangkan pada penghasilan. Jika beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.

Laba yang dilaporkan mencerminkan keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan operasional yang telah ditetapkan. Selain itu, laba juga dapat membantu mengestimasi laba representatif dalam jangka panjang, memprediksi laba, dan menafsir risiko dalam investasi atau kredit. Berdasarkan informasi laba tersebut akan memudahkan para investor dalam melakukan prediksi dan menentukan keputusan investasi. Oleh karena itu, laba sering menjadi perhatian investor maupun kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis.


Baca Juga: Metode Langsung dan Tidak Langsung Laporan Arus Kas


Format Penyusunan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Tujuan penyajian penyusunan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah untuk memberikan informasi mengenai rincian pendapatan, beban, dan pendapatan (penghasilan) dan beban luar usaha, operasi yang dihentikan, dan penghasilan komprehensif lainya.
Berdsasarkan PSAK 1, penghasilan komprehensif lain berisi pos-pos penghasilan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana diisyaratkan atau diizinkan oleh SAK. Perkiraan penghasilan komprehensif lain dikategorikan menjadi 2:
  1. Penghasilan komprehensif lain yang direklasifikasikan ke laba rugi
  2. Penghasilan komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi melainkan direklasifikasikan ke Saldo Laba.
Komponen penghasilan komprehensif lain meliputi:
  1. Perubahan atas surplus revaluasi untuk aset tetap dan aset tidak berwujud. Penghasilan komprehensif lain dari peristiwa ini dikategorikan dalam item yang tidak dapat direklasifikasikan ke laba rugi
  2. Pengukuran kembali imbalan pasti. Penghasilan komprehensif lain dari peristiwa ini dikategorikan dalam item yang tidak dapat direklasifikasikan ke laba rugi
  3. Keuntungan dan kerugian yang timbul akibat penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri. Penghasilan komprehensif lain dari peristiwa ini dikategorikan dalam item yang dapat direklasifikasikan ke laba rugi
  4. Keuntungan dan kerugian atas pengukuran kembali aset keuangan sebagai "Tersedia untuk dijual". Penghasilan komprehensif lain dari peristiwa ini dikategorikan dalam item yang dapat direklasifikasikan ke laba rugi.
  5. Bagian efektif dan keuntungan dan kerugian dari instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas. Penghasilan komprehensif lain peristiwa ini dikategorikan dalam item yang dapat direklasifikasikan ke laba rugi.
Saldo akhir penghasilan komprehensif lain akan diletakan pada bagian ekuitas laporan posisi keuangan.


Pelaporan Dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dapat disajikan dalam bentuk satu laporan atau dua laporan. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam bentuk satu laporan akan menyajikan laba rugi periode berjalan dan penghasilan komprehensif lain periode berjalan dalam satu laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Jika perusahaan memilih menggunakan bentuk dua laporan, maka perusahaan harus menyiapkan dua laporan. Laporan pertama merupakan laporan laba rugi periode berjalan dan laporan kedua merupakan laporan penghasilan komprehensif lain. Laporan kedua akan dimulai dengan angka laba rugi periode berjalan dan dilanjutkan dengan penghasilan komprehensif lain. Dalam bentuk dua laporan, alokasi laba rugi periode berjalan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali disajikan dalam laporan laba rugi sedangkan laba komprehensif disajikan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Jadi alokasinya terpisah.

Penyajian Operasi Yang Dihentikan Pada Laporan Laba Rugi dan Komprehensif Lain

Menurut PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan adalah komponen entitas yang telah dilepas atau diklasifiksikan sebagai dimiliki untuk dijual., dan mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, atau entitas yang diakuisisi secara khusus dengan tujuan dijual kembali.

Contoh Soal dan Jawaban Penyajian Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

PT Handal Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan. Berikut ini merupakan neraca saldo setelah penyesuaian milik PT Handal Sejahtera per 31 Desember 2016:
  1. Penjualan -> Rp 245.100.000
  2. Retur penjualan -> Rp 1.250.000
  3. Diskon penjualan -> Rp 625.000
  4. Beban gaji dan komisi -> Rp 17.500.000
  5. Beban penyusutan -> Rp 6.250.000
  6. Beban administrasi -> Rp 2.000.000
  7. Beban penjualan -> Rp 3.750.000
  8. Beban bunga -> Rp 1.925.000
  9. Keuntungan revaluasi aset tetap -> Rp 1.250.000
  10. Harga Pokok Penjualan -> Rp 135.000.000
  11. Ongkos angkut penjualan -> Rp 375.000
  12. Kerugian perubahan nilai aset wajar investasi "tersedia untuk dijual" -> Rp 925.000
  13. Kerugian tahun berjalan dari operasi yang dihentikan -> Rp 2.500.000
  14. Pendapatan sewa -> Rp 8.000.000
  15. Keuntungan penjualan aset tetap -> Rp 3.000.000
  16. Kerugian tahun berjalan dari operasi yang dihentikan Rp 6.470.000
Tarif pajak yang berlaku adalah 25%. Diketahui juga jumlah saham yang beredar di tahun 2016 adalah sebanyak 1.000.000 lembar. Maka susunlah laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk tahun yang berakhir di 2016 dalam satu laporan!


Demikian penjelasan dari kami tentang Penyajian Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan khususnya insan akuntansi di seluruh tanah air. 




Posting Komentar

Posting Komentar